Kunjungan ke Labschool, Menpora Coba Kipin ATM
Infrastruktur digital menjadi bagian penting untuk mendukung terciptanya sekolah digital. Sebagai salah satu sekolah yang sadar akan pentingnya peran teknologi untuk menunjang pembelajaran,Labschool menggunakan Kipin sebagai pendamping siswa maupun guru untuk proses belajar-mengajar. Hal tersebut juga menjadi perhatian Zainul Amali, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), yang pada 16 Maret 2022 berkunjung ke Labschool dalam agenda peninjauan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). “Kedepan sekolah-sekolah berbasis digital harus dikembangkan untuk menunjang pembelajaran baik akademik maupun non-akademik,” harap Zainul Amali. Kunjungan Menpora Zainul Amali ke LabschoolKunjungan ke Labschool, Menpora Coba Kipin ATMLabschool sudah memberlakukan pembelajaran digital dengan memanfaatkan Kipin sejak 3 tahun lalu. Sumber-sumber pembelajaran yang dapat dijadikan referensi untuk siswa dapat diunduh ke perangkat komunikasi kemudian digunakan sebagai sarana belajar. Selain itu, guru-guru juga memanfaatkan fitur Upload&Share dari Kipin untuk memberikan sumber-sumber referensi lain kepada siswa sehingga mereka memiliki sumber pembelajaran yang lebih lengkap dan sesuai dengan kebutuhan. Kipin sebagai sumber pembelajaran siswa tanpa internetKunjungan Menpora ke Labschool merupakan agenda penting untuk melihat sekolah yang akan digunakan para calon atlet selama menjalani pembinaan olahraga. Tentunya para atlet tersebut juga membutuhkan pembelajaran akademis dan dengan melihat digitalisasi sekolah di Labschool akan menjadi hal yang positif dan menyenangkan bagi para atlet. Alasan dipilihnya Labschool sebagai pusat DBON karena Labschool memiliki fasilitas sekolah dari jenjang SD sampai SMA, sehingga para calon atlet tersebut dapat memenuhi kebutuhan akademis dengan baik seraya menjalani pembinaan yang diharapkan melahirkan atlet-atlet hebat di masa depan.
Kesempatan Mendapatkan Perpustakaan Digital GRATIS dalam Program Senyum Indonesia Gelombang 2
Kesehatan gigi merupakan hal yang penting dan bergantung pada kebiasaan positif dalam menjaga kebersihan mulut sedari kecil. Bagaimana cara membentuk kebiasaan positif tersebut? banyak orang tua dan guru belum mengetahui cara yang tepat untuk memberikan pemahaman dalam menjaga kesehatan mulut kepada anak anak. Pada tahun 2022 ini, Pepsodent bekerja sama dengan Kipin School sebagai sumber belajar digital untuk membangun program edukasi mengenai pentingnya pembiasaan gosok gigi pada pagi dan malam hari selama 21 hari dengan tujuan untuk meningkatkan kebiasaan baik siswa dan siswi di sekolah agar lebih menjaga dan merawat kesehatan gigi dan mulut. Program tersebut adalah Program Senyum Indonesia yang diperuntukkan seluruh sekolah tingkat dasar di seluruh Indonesia baik SD dan MI. Dengan berpartisipasi dalam Program Senyum Indonesia, maka berkesempatan mendapat: Perpustakaan Digital Kipin Sertifikat 30 JP dari Kemdikbud Ristek 5 Tablet untuk guru terbaik di akhir program Edukasi kesehatan gigi dan mulut beserta sharing session dengan dokter-dokter gigi Pepsodent Bergabung dalam komunitas program Senyum Indonesia dengan Guru dari Seluruh Indonesia Hadiah Produk Pepsodent Apa saja yang akan didapatkan sekolah yang memiliki Perpustakaan Digital KIPIN? 400 Bacaan Komik Literasi Pendidikan yang menarik. Seluruhnya merupakan komik mendidik seputar ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan umum, sosial, budaya, dan budi pekerti. Berupa komik berwarna tentu sangat menarik untuk para siswa sehingga meningkatkan minat baca siswa. 100 Buku Pelajaran Kurikulum Merdeka yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran sehari hari di sekolah. Luar biasanya, Perpustakaan Digital Kipin tidak memerlukan jaringan internet sama sekali dalam pengoperasiannya. Siswa bisa sepuasnya mengakses tanpa memerlukan kuota internet atau jaringan internet.
Darurat Buku di Indonesia? Ini Solusinya!
Sumber: Jawa Pos – Selasa, 17 Mei 2022Judul “Darurat Buku di Indonesia” tersebut muncul di sebuah media cetak koran harian nasional pada 17 Mei 2022 sebagai refleksi Hari Perpustakaan dan Buku Nasional. Diluncurkannya Hari Buku Nasional Indonesia dimaksudkan agar ekosistem perbukuan di Indonesia bisa melaju pesat. Namun tantangan dunia perbukuan di Indonesia ini akan semakin berat jika tetap mengandalkan cara lama dengan menggunakan buku cetak. Biaya untuk percetakan, penggandaan dan distribusi ke seluruh penjuru Indonesia tidaklah murah dan mudah karena letak geografi Indonesia. Bagaimana ekosistem perbukuan dapat melaju pesat jika puluhan juta anak Indonesia harus menunggu datangnya buku cetak? Mari kita coba untuk melakukan hitung-hitungan karena salah satu faktor penghambat literasi membaca anak Indonesia bukanlah kemalasan tapi juga akses akan buku-buku itu sendiri. Misal jumlah siswa SD – SMA di seluruh Indonesia berjumlah 50 juta dan mereka disuruh untuk membaca sebuah buku saja dengan biaya produksi senilai Rp 10.000. Total produksi saja sudah menelan 500 Miliar dan belum termasuk biaya distribusi. Jumlah yang sangat fantastis namun tidak efisien untuk pemerataan buku cetak di Indonesia. Kipin Classroom Solusi Permasalahan Darurat Buku di Seluruh Penjuru IndonesiaTeknologi hadir sebagai solusi untuk ketidakefektifan buku cetak yang mahal dan sulit distribusinya. Teknologi berkembang terus dan dunia digital sudah tiba: mau tidak mau, suka tidak suka, cepat atau lambat semua akan menuju ke digital untuk pemerataan dan efisiensi. Tidak terkecuali dunia perbukuan dan relasinya yaitu perpustakaan. Pemanfaatan teknologi melalui perpustakaan digital harus segera dilakukan agar anak-anak Indonesia memiliki akses yang mudah dan tidak tertinggal untuk literasi membacanya.