Sosialisasi ‘Bahaya Berkendara Bagi Anak Remaja’ Melalui Komik Literasi di Majalah Dinding Sekolah

Pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh anak di bawah umur marak terjadi. Bahkan berdasarkan hasil Operasi Zebra serentak tahun 2018, pengendara sepeda motor di bawah umur mendominasi pelanggaran (beritagar.id). Rata-rata adalah pelajar SMP dan SMA yang tertangkap saat pulang-pergi sekolah. Menyikapi hal ini, Pendidikan.id adakan sosialisasi peraturan berkendara bagi pelajar SMP Muhammadiyah 4 Surabaya pada Selasa (16/04/2019). Aturan utama yang ditekankan dalam sosialisasi ini yaitu setiap orang yang belum berusia 17 tahun dan belum memiliki SIM, tidak diperbolehkan mengemudikan sepeda motor apapun alasannya. Uniknya, pesan sosialisasi disampaikan dalam bentuk komik yang dicetak seukuran A0 dan ditempel di papan majalah dinding (mading). Ada dua judul komik literasi yang dipamerkan, yaitu komik ‘Belum Saatnya Naik Motor’ dan ‘Mau Sok-Sokan Malah Sial’. Keduanya menceritakan tentang bahaya berkendara di bawah umur, karena mental dan pengetahuan akan rambu-rambu lalu lintas yang belum matang. Sombo Duli, koordinator tim Pendidikan.id menjelaskan, “pelajar remaja emosinya masih belum stabil. Mereka menganggap diri mereka keren dengan kebut-kebutan, melanggar lalu lintas dan memodifikasi sepeda motor. Lagipula mereka belum memiliki SIM yang artinya mereka belum menguasai materi berkendara dan berlalulintas.” Komik literasi merupakan koleksi komik yang diterbitkan oleh Pendidikan.id dalam berbagai seri pendidikan, di antaranya pengetahuan alam, umum, kesehatan, moral/budi pekerti, sejarah dan prasekolah. Komik literasi sengaja diciptakan sebagai sarana belajar yang menarik, karena dikemas dalam bentuk komik berwarna. Sejak diluncurkan pertama kali pada Juni 2017, hingga saat ini koleksi komik literasi telah mencapai lebih dari 200 judul dan telah digunakan dalam beberapa event baik skala lokal hingga nasional. Di antaranya yaitu event Lomba Baca Komik SMP-SMA oleh BKKBN Bengkulu, acara Bebertoon 2018 Yogyakarta dan Mangafest UGM 2018. Komik literasi juga kerap digunakan sebagai alat CSR perusahaan dalam rangka memberikan bahan edukasi yang menarik bagi anak-anak, sekaligus mengembalikan senyum anak terdampak bencana. Sombo Duli menilai edukasi melalui komik cukup efektif, karena siswa sangat tertarik dan antusias untuk membaca. Bahkan sebagian siswa terlihat serius membaca, seakan ikut tenggelam dalam cerita. Miranda F.H. Gunadi siswa kelas 8A, mengaku jera untuk mengendarai sepeda motor sendiri walau hanya dalam jarak dekat setelah membaca komik Belum Saatnya Naik Motor. “Biasanya saya ke minimarket yang jaraknya sangat dekat dengan rumah naik sepeda motor. Namun setelah membaca kisah Anto di komik ini, saya sadar bahwa masih banyak sekali rambu yang belum saya ketahui. Saya tidak mau mengalami kecelakaan seperti Anto,” ceritanya. Menurut Nur Asyroful Anam Guru dan Kesiswaan SMP Muhammadiyah 4 Surabaya, ada beberapa faktor yang memungkinkan anak untuk melakukan pelanggaran berkendara di bawah umur. Yang paling utama menurutnya yaitu adanya izin dan fasilitas dari orang tua, dan kedua adalah kontrol dari sekolah. “Pihak sekolah telah memberikan edukasi dan pengawasan ketat kepada tiap siswa, sehingga tidak ada yang berani mengendarai sepeda motor sendiri pulang dan pergi ke sekolah. Namun saya sangat menyayangkan jika masih ada siswa yang nekat berkendara di luar jam sekolah, misal saat di rumah,” ucapnya. Meski telah memberikan larangan dan hukuman kepada siswa yang melanggar, Anam mengatakan bahwa sosialisasi dari berbagai pihak kepada para siswa mengenai aturan berkendara juga sangat penting untuk dilakukan. “Apalagi jika dilakukan melalui pendekatan yang unik dan menarik seperti komik literasi ini, agar siswa memiliki kesadaran dari dalam diri sendiri bahwa mengemudikan sepeda motor di usia dini sangat berbahaya,” ujarnya. Ia sangat mendukung edukasi melalui komik literasi dilaksanakan lebih luas lagi ke setiap sekolah, dengan harapan agar pesan edukasi dapat lebih diserap oleh siswa, sekaligus meningkatkan kegiatan literasi baca siswa. (wr: lia)
KBRI Singapura Dukung Digitalisasi Pendidikan dengan Meresmikan Pemanfaatan Teknologi Edukasi KIPIN ATM di Sekolah Indonesia Singapura

Kritikan tidak adanya perkembangan yang signifikan dalam sistem pendidikan di Indonesia sejak 100 tahun yang lalu, kini menemui titik temu. Pada Sabtu (31/03/2019), Sekolah Indonesia Singapura Limited (disingkat SIS Ltd) mendobrak sistem pendidikan yang masih konvensional dengan resmi menjadi sekolah Indonesia pertama di luar negeri yang menggunakan teknologi edukasi KIPIN ATM sebagai sarana pembelajaran di sekolah. Penggunaan KIPIN ATM terbukti jauh lebih canggih, lebih praktis dan lebih murah dibandingkan cara lama yang memanfaatkan buku cetak. KIPIN (Kios Pintar) ATM merupakan sebuah mesin digital yang berbentuk mirip seperti mesin ATM, dan berisi ribuan buku pelajaran sekolah terbitan Kemendikbud, video pendidikan, latihan soal serta komik literasi. Semua konten pembelajaran ada dalam satu mesin (all in one). Pengoperasian KIPIN ATM tidak membutuhkan jalur internet. Cukup dengan adanya aliran listrik saja, KIPIN ATM sudah bisa dioperasikan tanpa henti. Keunggulan lainnya yaitu KIPIN ATM dilengkapi dengan wifi internal yang dinamakan “KIPIN eduSPOT,” yang berfungsi agar seluruh siswa dan guru dapat mengunduh semua konten dari KIPIN ATM ke smartphone masing-masing tanpa menggunakan pulsa ataupun kuota internet. Semua konten yang sudah terunduh di smartphone pun bisa langsung diakses tanpa kuota internet. Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, I Gede Ngurah Swajaya mengapresiasi upaya SIS Ltd menjadi Smart School sebagai bentuk dukungan kepada KBRI yang telah menjadi Smart Embassy. Saat mencoba sendiri mesin KIPIN ATM, beliau sangat senang dengan kecanggihan alat tersebut dan berharap akan selalu ada update konten. “Bangga karena SIS Ltd telah memiliki fasilitas untuk mendukung jalannya e-learning. Semoga nantinya setiap sekolah juga dapat segera melakukan digitalisasi, agar Pendidikan Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain,” ungkap I Gede Ngurah Swajaya. Sumardiyanto, Kepala Sekolah SIS Ltd menyadari bahwa saat ini dunia tengah memasuki revolusi digital di mana perkembangan teknologi digital telah mendominasi dan mengubah pola hidup manusia. Penggunaan internet sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, sehingga menyebabkan perubahan cara belajar dan berpikir khususnya bagi generasi millenial. “Tentunya pola pendidikan era lama menjadi kurang relevan untuk diterapkan pada generasi zaman now yang terkena dampak langsung disruptif teknologi. Karena itu, dengan adanya KIPIN ATM di sekolah, saya harap dapat membangkitkan semangat belajar siswa, karena baik siswa maupun guru kini jadi sangat mudah mendapatkan materi pelajaran LENGKAP secara GRATIS!” ujar Sumardiyanto. SIS Ltd sebagai sekolah yang berpikiran maju ingin membuktikan bahwa gadget bisa berdampak positif apabila digunakan dengan tepat. Era digital justru dipandang sebagai kesempatan bagi dunia pendidikan untuk mengubah dan mengembangkan sistem pendidikan yang modern dan lebih dekat dengan dunia pelajar di zaman sekarang. Dengan adanya penambahan fasilitas KIPIN ATM, SIS Ltd berharap dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah di Indonesia untuk terus mengikuti perkembangan teknologi. Tujuannya yakni agar pendidikan Indonesia menjadi lebih maju dan menciptakan anak-anak bangsa yang mampu bersaing secara global. Sekolah Indonesia Singapura Limited atau SIS Ltd sendiri merupakan sekolah yang didirikan untuk memfasilitasi pendidikan anak-anak Warga Negara Indonesia yang tinggal di Singapura, berlokasi di 20A Siglap Road Singapura dan berada di bawah naungan langsung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). SIS Ltd juga berfungsi untuk memperkenalkan seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat Singapura dan Internasional lainnya. Sistem pembelajaran SIS Ltd berstandar nasional, sama seperti sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, termasuk pada aspek penggunaan bahasa, budaya dan kurikulumnya. Program digitalisasi yang akan digalakkan SIS Ltd didukung oleh BRI (Bank Republik Indonesia) Singapura sebagai BUMN Indonesia.